Rabu, 29 Januari 2014

Tugas Kritik Arsitektur


Kritik Normatif

Kritik normatif adalah mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan norma, aturan, ketentuan yang ada.

Hakikat Kritik normatif :
-          Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
-          Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai.
-          Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi, tetapi juga non fisik yang kualitatif.
-          Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Dan karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normative perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
-          Metode Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
-          Metode Sistemik (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
-          Metode Tipikal (suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
-          Metode Terukur (sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)


Contoh :
Stasiun Karet, Jakarta Pusat

Kereta api merupakan salah satu transportasi yang banyak diminati oleh banyak orang ketika berpergian. Ya, hampir sebagian besar para pekerja di area jabodetabek menggunakan transportasi kereta api, karena bukan saja pencapaiannya yang lebih cepat tanpa harus menikmati kemacetan di jalan, juga harga tiketnyapun yang terjangkau.



Dan salah satu stasiun yang melayani KRL jabodetabek adalah stasiun karet. Stasiun karet merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Stasiun ini hanya melayani KRL Jabodetabek. Stasiun ini terbilang ramai, karena letaknya yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan perkantoran yang setiap harinya selalu ramai dengan aktifitas pulang-pergi orang-orang khususnya yang bekerja di wilayah perkantoran sekitar stasiun tersebut.


Nah, seperti kita ketahui bahwa stasiun kereta api merupakan tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api dan juga memiliki fasilitas didalamnya.

Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri dari :
-          Fasilitas parkir di muka stasiun
-          Tempat penjualan tiket dan loket informasi
-          Peron atau ruang tunggu
-          Ruang kepala stasiun
-          Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur)

Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di stasiun ini. Ada hal yang berbeda yang saya lihat dan rasakan. Ya, peron stasiunnya tidak cukup besar seperti  pada peron-peron stasiun sebelumnya, khususnya di sebelah peron paling belakang untuk ke arah Tanah Abang sedangkan peron arah untuk penumpang yang menuju Bogor ukurannya sedang. Berbeda dengan beberapa stasiun lainnya, peron di stasiun ini tidak terlalu luas.


 Selain ukurannya yang kecil, peron di stasiun ini tidak banyak menyediakan bangku untuk para calon penumpang duduk menunggu kereta, sehingga banyak penumpang yang berdiri atau bahkan duduk di bawah kolom atap yang di bagian bawahnya berbentuk lingkaran dengan diameter yang tidak terlalu besar. Apalagi ketika jam pulang kerja, dengan kondisi stasiun yang penuh dan ramai dengan para calon penumpangnya, dapat mengurangi tingkat kenyamanan dan keamanan. Terdapat bangku di area depan, untuk ke arah belakang bangku untuk penumpang tidak ada.




Seperti kita ketahui, bahwa peron adalah tempat naik turun para penumpang di stasiun, jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun. Jika peronnya kecil, bagaimana para penumpang dapat menikmati fasilitas yang ada, yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan ketika berada di tempat tersebut. Melihat karena ukurannya yang lebih kecil jika dibandingkan bukan hanya pada stasiun besar, tapi pada staiun kecil lainnya, seperti stasiun cawang, stasiun duren kalibata, stasiun tanjung barat dan sebagainya, yang memiliki ukuran peron yang lebih luas (cukup memuhi standar) dan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan para penumpang.


Selain itu juga, karena lokasinya yang dekat dengan jalan raya, saya juga tidak melihat adanya fasilitas parkir di area stasiun tersebut. Dan ketika saya tanyakan kepada petugas disana, rupanya memenag tidak ada. Mungkin juga karena banyak para penumpang yang langsung naik angkutan umum setelah tibanya dari stasiun.

Meskipun demikian, selain fasilitas peron, fasilitas-fasilitas lain yang ada di stasiun ini terbilang cukup baik, seperti area orang-orang yang ingin menge-tap kan kartu untuk gate in dan gate out yang ukurannya cukup luas, sehingga cukup banyak menampung orang yang mengantri untuk masuk dan keluar, dan tersediannya toilet dan tempat penjualan tiket serta ruang informasi yang cukup baik.

Sumber gambar : dokumentasi pribadi, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar