Minggu, 15 Januari 2012

Kegagalan Arsitektur Terhadap Lingkungan



Arsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang bangunan (sumber:Wikipedia).Ketika kita melihat suatu kota, negara, atau bahkan dunia, kita dapat melihat berapa banyak karya-karya arsitektur yang menghiasi isi didalamnya.Pembangunan identik dengan awal dimana muncul sebuah karya arsitektur.Bangunan-bangunan yang ada didunia ini memiliki nilai fungsi dan estetika yang berbeda.Sebuah bangunan yang dibangunpun tentuanya memiliki dampak bagi lingkungan sekitar maupun bangunan itu sendiri.Bangunan yang memiliki kekuatan, fungsi, dan estetika yang baik tentulah akan jauh lebih baik jika memberikan dampak yang positif, begitupun sebaliknya.
Jika kita pikirkan, awal mula suatu pembangunanpun telah memiliki dampak, salah satu contohnya jika suatu lahan kosong yang memiliki fungsi sebagai area terbuka dalam suatu kota, akan dialihkan sebagai pemanfaatan suatu bangunan, tentulah akan memberikan dampak, misalnya menjadi terbatasnya lahan terbuka disuatu kota tersebut.Namun tidak semua bangunan memberikan dampak negative.
Bicara mengenai kegagalan arsitektur dan dampak negatifnya, tentulah pembangunan yang gagal akan memberikan dampak yang negatif.Kegagalan dalam arsitektur tidak hanya dinilai dari salahnya sitem struktur dan konstruksi pada bangunan, tapi juga dilihat dari pola tata ruang dan keamanan dari bangunan tersebut.Pola tata ruang yang dimaksud merupakan tatanan yang baik dalam suatu ruang pada bangunan yang dapat memberikan kenyamanan pada penghuninya.Namun, jika dilihat kurang tepatnya rencana system struktur dan konstruksi yang kurang tepat tentu akan menyebabkan terjadinya hal yang vatal dalam bangunan tersebut kerena dapat mengancam keselamatan para penghuni didalamnya.
Jika hal tersebut terjadi, jelas akan menimbulkan kegagalan dalam arsitektur.Seorang arsitek bukan hanya membangun sebuah bangunan yang indah, berfungsi baik tapi juga harus memikirkan dampak apa yang terjadi jika sebuah tersebut dibangun.Tentulah sebelum memulai sebuah pembangunan, arsitek harus paham terhadap cara-cara, perencanaan dan perancangan suatu bangunan.Karena perencanaan dan perancangan yang baik,  tentulah akan berdampak baik pula.Sebaliknya kegagalan dalam arsitektur bisa terjadi karena kurang tepatnya perencanaan dan perancangan dalam membangun sebuah bangunan, yang mengakibatkan suatu bangunan tersebut mengalami suatu kegagalan, bukan hanya pada bangunan tersebut melainkan juga terhadap lingkungan sekitar.Jika sudah seperti ini siapakah yang bertanggung jawab ? Oleh karena itu, seorang arsitek harus dapat memahami dengan baik point-point penting dalam merencanakan sekaligus merancang suatu bangunan.Karena bangunan yang indah, tidak hanya indah jika tidak dapat berfungsi dengan baik  dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

sumber gambar : www.google.com

Greencity



Bicara mengenai kota hijau (Greencity) rupanya tidak serupa dengan apa yng kita bayangkan pada kota-kota saat ini.Kota-kota besar pada umumnya merupakan kota yang memiliki dan menghasilkan perekonomian yang baik didalamnya.Jika dalam segi arsitektur kota-kota besar pada   umumnya bukan hanya terlihat dari kepadatan penduduk yang menempati bangunan-bangunan didalamnya, tapi juga padatnya bangunan-bangunan bertingkt atua bahkan gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi kota tersebut.
Realitnya banyak dari kota-kota saat ini yang lebih memfokuskan pada pembangunan dan fungsi pokok dari pembangunan bangunan tersebut tanpa melirik dampak-dampak yang akan timbul dari sisi lingkungan sekitar maupun dari bangunan itu sendiri.Karena pembangunan tentunya memiliki dampak positif maupun dampak negative.
Jika yang terlihat  saat ini, Pada kota-kota besar dari egi arsitektur mungkin kita akan kagum terhadap design-design arsitektur dari gedung-gedung yang memiliki estetika yang indah, Namun indah saja tidak cukup jika tidak memiliki kekuatan dan fungsi , Seperti 3 syarat sisitem struktur menurut vitrusvius yakni Firmitas (kekuatan), Venustas(Keindahan), dan Utilitas (kegunaan).Alagkah lebih baiksuatu kota tidak hanya dilihat dari tingkat perekonomian yang baik atau design-design dari bangunan yang indah saja,Namun kota tersebut akan jauh lebih baik jika melihat dan memikirkan dampak yang positif untuk kota itu sendiri.
Bayangkan, satu gedung pencakar langit dalam sebuah kota yang menggunakan kaca sebagai fasad bangunan, Tentulah berdampak terhadap pemansan global (Global Warming) yang jelas bukan hanya akan berdampak negatif bagi lingkungan sekitar, Tapi juga terhadap bumi kita.Itu baru satu gedung dalam satu kota, Coba bayangkan ada berapa banyak gedung didunia ini yang sama halnya.Begitupun dengan lahan-lahan  kosong yang memiliki vegetasi yang baik yang dialihkan untuk pembangunan dn maraknya pembangunan yang membuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) pun menjadi minim.Sedangkan jumlah polusi udara kian meningkat.Oleh karena itu, Dapatkah kita melihat dan memikirkan dampak-dampak tersebut dengan beralih membangun sebuah kota hijau (Greencity).
Jika dilihat dari Nama Greencity memiliki arti kota yang hijau, Kota yang menyumbangkan nilai dan dampak-dampak positif bagi lingkungan sekitar dan bangunan itu sendiri.Seperti apa kota yang hijau? Kota yang hijau jelas merupakan kota yang dirancang dengan system rencana tata ruang kota yang baik, Kota dimana memberikan solusi-solusi dari masalah-masalah yang ada didalam sebuah kota, Bukan hanya dari segi arsitektur tapi juga dalam segi kesehatan.Kota yang melindungi dan peduli akan bumi,dan pembangunan didalamnya.Dan Bagaimana sutau kota dapat disebut sebagai Greencity? Jika kita pahami, Greencity bukan hanya sebuah lebel, seperti yang telah dijelaskan diatas, Dalam membangun sebuah bangunan kita dapat menyisihkan 40% untuk vegetasi ,Dan terus mengembangkan RTH, Karena RTH sangat penting dimana maraknya polusi udara dari banyaknya asap-asap yang berasal dari hasil pembakaran industri yang mencemari udara dapat diserap oleh banyaknya penanaman pohon di RTH,disepanjang jalan, maupun dilingkungan bangunan dapat menggantikan CO2 (Karbondioksida), CO (karbonmonoksida), menjadi O2 (Oksigen) sebagai udara segar yang baik.Dan adanya penanaman
pohon juga dapat menyerap panas matahari.Bayangkan jika dalam pembangunan semuanya menerapkan dan menyisihkan 40% lahan yang ada sebagai tmpat untuk vegetasi, Jauh kota tersebut akan lebih baik dan sehat tentunya.Dalam segi estetika, jelas siapa yang tidak terpesona akan keindahan sebuah kota yang bukan hanya dihias oleh hijaunya sebuah kota yang indah dan menyehatkan bagi penduduk, Lingkungan sekitar, dan bangunan itu sendiri,serta tentunya menjaga dan melindungi Bumi kita.


sumber gambar : www.google.com