Kritik
Interpretif
Kritik interpretif atau kritik
penafsiran yakni merupakan sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai
secara judgemental,
Hakikat Kritik interpretif ;
-
Seorang kritikus sebagai
seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal.
-
Bentuk kritik cenderung
subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin. Klaim objektifitas
melalui pengukuran yang terevaluasi.
-
Mempengaruhi pandangan orang
lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat.
-
Menyajikan satu perspektif
baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan.
-
Melalui rasa artistiknya
mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami.
-
Membangun satu karya
‘bayangan’ yang independen melalui bangunan sebagimana milikinya.
Dan terdapat tiga teknik kritik
interpretif diantaranya :
-
Advocatory
-
Evocative
-
Impressionalistic
Metode
Kritik Interpretif
Objek
: Koshino House karya Tadao Ando
Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Rakyat untuk seluruh rakyat 1991,432) Rumah
adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni
sebagai pelindung dari iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat awal
pengembangn kehidupan. Bukan
hanya itu, bagi saya rumah adalah tempat pulang terindah. Karena dirumah kita
dapat melihat keluarga berkumpul bersama dan menikmati momen yang berharga.
Dimana keluarga adalah bagian terpenting kedua setelah Tuhan.
Bicara mengenai rumah, rumah yang baik kiranya
memenuhi syarat, dimana kita tahu bangunan yang baik menurut Vitruvius harus
memenuhi 3 sistem syarat yakni dari segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas)
dan juga keindahan (venustas). Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari
rumah adalah dampak terhadap penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa
terhadap penghuni di dalamnya. Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni
dan rumah untuk saling terintegrasi.
Bagi saya rumah tidak harus melihat dari
faktor keindahannya saja setelah faktor kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna
nyatanya saat ini faktor ekonomis juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain
sedemikian rupa dan bahkan juga menggunakan bahan material yang berkualitas
dengan harga yang cukup mahal. Namun itu semua tergantung si empunya rumah,
karena keinginan dan kebutuhan setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah
klasik dengan detail-detail ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya
minimalis yang lebih terlihat clean
dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang menyukai rumah tradisional
untuk menghadirkan kesan alam yang kental.
Lebih dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah, yakni soul (jiwa) yang hadir dari rumah
tersebut. Dalam
buku Wastu Citra, sesuatu
yang benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat Khosino House karya arsitek
jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter pada bangunannya yakni dengan
bentuknya yang lingkaran dan geometris, penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan
cahaya alami dan udara serta bentuk bangunan yang mengikuti landscape di
sekitarnya. Dengan desain dari bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen
namun berkarakter kuat, benar dan indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan
seakan merasakan ada jiwa di dalamnya.
Dalam artikel yang saya baca, Khosino House
adalah desain yang memiliki makna yang bisa berubah-ubah sesuai perubahan
cahaya dan aliran udara (angin). Yang berari sang arsitek tidak hanya memabngun
melainkan juga memikirkan konsep bangunanya secara matang.
Mungkin menurut saya seprti
itulah yang kita bisa dapatkan
dari suatu rumah. Karena rumah memberikan pengaruh terhadap penghuninya. Dengan desain yang benar
tentulah memunculkan sesuatu keindahan.
Sumber gambar : www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar